Your Ad here ...



Product ...

Services ...

Other things ...

<$BlogDateHeaderDate$>
TESTIBG BLOG
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan startegi pembelajaran.


dadjaJDjDJjdDJdjDJdJDjDJdjDJ

Label:

METODE PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan startegi pembelajaran.

1. METODE CERAMAH
     a. Pengertian
           Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan oleh setiap guru. Hail ini dikarenakan oleh beberapa faktor baik dari guru maupun siswa itu sendiri. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Kelebihan metode ceramah yaitu:
1.) Ceramah merupakan metodeh yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan – peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah karena memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang sangat rumit.
2.) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok – pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3.) Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok – pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan – persiapan yang rumit.

Kekurangan metode ceramah yaitu:
1.) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2.) Ceramah yang tidak disertai oleh peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Hal ini dikarenakan dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemanpuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi melalui pendengarannya.
3.) Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang kurang baik, ceramah sering dianggap sebagi metode yang membosankan oleh siswa. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa tidak mengikuti sama sekali proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana – mana, atau siswa mengantuk.
4.) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengetahui/mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan bertanya, dan tidak ada yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2. METODE DEMONSTRASI

a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu prose, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya siswa cenderung hanya sekedar memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1.) Melalui demonstrasi terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membangdingkan antara teori dan kenyataan.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranaya:
1.) metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa adanya persiapan demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan metode ini tidak efektif.
2.) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3.) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

3. METODE DISKUSI
a. Pengertian
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu pemasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahauan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebiahan dari metode diskusi, di antaranya :
1.) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide – ide.
2.) Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.) Dapat melatih siswa untuk dapat melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Selai itu, siswa juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1.) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2.) Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3.) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

c. Jenis – Jenis Diskusi
1. Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam diskusi ini yaitu : pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang akan jadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selam 10 – 15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah dipersilahkan oleh moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok – kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3 – 5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi – bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan masalah hasil diskusinya

3. Simposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4 – 5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan beberapa diskusi lainnya.

4. METODE SIMULASI
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura – pura atau berbuat seakan – akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi
Seperti dengan metode – metode sebelumnnya, metode simulasi juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1.) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.) Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3.) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5.) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, metode simulasi juga memiliki kekurangan, di antaranya :
1.) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

c. Jenis – Jenis Simulasi
Simulasi terdiri atas beberapa jenis, di antaranya :
1. Sosiodrama
sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalag – masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah – masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermai peran yang bertitik tolak dari permasalahan – permasalahan psikologis. Psikodrama bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan – tekanan yang dialaminya.
3. Role Playing
Role Playing atau bermanin peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa – peristiwa aktual, atau kejadian – kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.

Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Bandung.Kencana


<$BlogDateHeaderDate$>
PENILAIAN BERBASIS KELAS ( PBK)

PENILAIAN BERBASIS KELAS ( PBK)

A. APA ITU PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK)
Penilaian dalam KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas (PBK). Dikatakan PBK karena kegiatan penilaian dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran.
Puskur (2004) menyatakan bahwa PBK merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersanhkutan sehingga penilaian tersebut akan “ mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas ialah penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang paling tahu tingkat pencapaian belajar siswa yang diajarnya. Selain itu, siswa yang telah diberitahu oleh guru tentang bentuk/cara penilaiannya akan berusaha meningkatkan prestasinya sesuai dengan kemampuannya. Prinsip penilaian berbasis kelas, yaitu tidak terpisahkan dari KBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian ( tes dan nontes ), mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik.
Penilaian tersebut dilakukan, baik dalam bentuk tes tertulis ( paper and pencil test ), kinerja atau penampilan ( performance ), penugasan ( project ), hasil karya ( product ), maupun pengumpulan kerja siswa ( portofolio ). Setelah melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip – prinsip di atas, orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitikberatkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah.
Dalam praktiknya, PBK ini harus memperhatikan tiga ranah ( domain ), yaitu ranah pengetahuan( kognitif ), ranah sikap ( afektif ), dan ranah keterampilan (psikomotor). Ketiga ranah ini dinilai secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran atau materi pembelajaran yang dikenakan pada siswa.

B. HAL – HAL APA SAJA YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH GURU DALAM MELAKSANAKAN PBK ?
Hal – hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan PBK adalah sebagai berikut :
1. Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.
2. Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi ( bercermin diri dan pengalaman belajar)
3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
4. Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.
5. Mengembangkan system pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan belajar siswa.
6. Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.
Apabila dikaitkan dengan komponen ketujuh dalam pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik ( authentic assessment), konsep dan prinsip penilaian yang dikembangkan KBK dan KTSP tidak ada perbedaan, bahkan sangat sinergis. Keduanya beranggapan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Dengan demikian, penilaian diarahkan pada proses mengamati, menganalisis dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalamproses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata – mata pada hasil pembelajaran.
Dengan demikian, prinsip dasar penilaian autentik yang menjadi patokan pendekatan kontekstual, dapat diterapkan sepenuhya dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Prinsip – prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Penilaian bukan menghakimi siswa, tetapi untuk mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa.
2. Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilaian proses dan hasil.
3. Guru menjadi penilai konstruktif (constructive evaluator) yang dapat merefleksikan bagaimana siswa belajar, bagamana siswa menghubungkan apa yang mereka ketahui dengan berbagai konteks, dan bagaimana perkembangan belajar siswa dalam berbagai konteks belajar.
4. Penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan penilaian diri ( self assessment ) dan penilaian sesama ( peer assessment ).
5. Penilaian mengukur keterampilan dan performansi dengan criteria yang jelas ( performance - based).
6. Penilaian dilakukan dengan berbagai alat secara berkesinambungan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.
7. Penilaian dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua, dan sekolah untuk mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik pembelajaran, dan/atau untuk menentukan prestasi siswa.
Dalam praktiknya, PBK sangat beragam. Jenis dan model mana yang dipakai amat bergantung pada jenis kompetensi dan indicator hasil belajar yang ingin dicapai, tipe materi pelajaran, dan tujuan penilaian itu sendiri. Keragaman PBK tersebut terlihat pada diagram berikut.

C. BAGAIMANAKAH BENTUK PERUBAHAN PARADIGMA PENILAIAN ?
Apabila kita memperhatikan rambu – rambu penilaian yang disarankan KBK dan prinsip penilaian yang dianut pendekatan kontekstual, ternyata ada perubahan cara pandang atau paradigma yang cukup mendasar tentang visi dan misi penilaian dalam pembelajaran. Perubahan tersebut :
Paradigma Lama

  1. Tujuan Penilaian: menghakimi, menvonis siswa
  2. Pelaksanaan: akhir satuan pembelajaran
  3. Jenis penilaian : tertentu dan tunggal
  4. Cara penilaian: dilakukan guru
  5. Kegunaan: untuk menentukan prestasi siswa

Paradigma Baru

  1. Tujuan Penilaian: menghakimi, menvonis siswa
  2. Pelaksanaan: akhir satuan pembelajaran
  3. Jenis penilaian : tertentu dan tunggal
  4. Cara penilaian: dilakukan guru
  5. Kegunaan: untuk menentukan prestasi siswa
  6. Tujuan Penilaian: mengetahui perkembangan belajar siswa
  7. Pelaksanaan: terintegrasidalam proses pembelajaran
  8. Jenis penilaian : bervariasi dan komprehensif
  9. Cara penilaian: dilakukan guru dan siswa
  10. Kegunaan: untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa

Label: