Your Ad here ...



Product ...

Services ...

Other things ...

<$BlogDateHeaderDate$>



BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
A.Latar belakang
Media merupakan perantara yang membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Gerlach & Elly (1971) mengatakan apabila media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (hamalik, 1994:6):
a.Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
b.Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
c.Seluk-beluk proses belajar;
d.Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
e.Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
f.Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
g.Berbagai jenis alat dan tekhnik media pendidikan;
h.Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
i.Usaha inovasi dalam media pendidikan.

B.Rumusan masalah
Apakah dengan penggunaan media dapat meningkatkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran?
C.Tujuan penulisan
Setelah menulis makalah ini, diharapkan mahasiswa calon guru dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran terutama dalam hal pemilihan dan penggunaan media. Diharapkan sekurang-kurangnya telah dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana. Disamping itu jg mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, dan mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia..














BAB II
PEMBAHASAN
A.pemilihan media
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaanyang baik. Media yang di gunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbanhan antara lain (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu papan tulis atau proyektor transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang di pilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri, (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini di harapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.
Heinich dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang di kenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner Response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut.
(A)Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi ,anggota organisasi pemuda, pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
(S) Memilih memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya di gunakan untuk menghemat waktu , tenaga, dan biaya.
(U) Menggunakan materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu di perlukan untuk menggunakannya.
(R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar .
(E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tungkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keevektivan media, pendekatan, dan guru sendiri.
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat di lakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1.Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia ( waktu mengajar dan pengembangan materi dan media ), sumber-sumber yang tersedia ( manusia dan material );
2.Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin di lakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang beda pula.
3.Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dam keterampilan awal, seperti : membaca, mengetik, dan menggunakan komputer dan karakteristik siswa lainnya.
4.Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan ( preferensi lembga, guru, dan pelajar ) dan keevektivan biaya.
5.Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:
a.Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan / atau audio)
b.Kemampuan mengakimodasikan respons siswa yang tepat ( tertulis, audio, dan / atau kegiatan fisik );
c.Kemampuan mengakomodasi umpan balik;
d.Pemilihan media utama dan madia sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes ( sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama ) misalnya, untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan.
6.Berhasil menggunakan media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip pisikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1.Motivasi
2.Perbedaan individual
3.Tujuan pembelajaran
4.Oganisasi isi
5.Persiapan sebelum belajar
6.Emosi
7.Partisipasi
8.Umpan balik
9.Penguatan ( reinforcement )
10.Latihan dan pengulangan
11.Penerapan
Kriteria pemilihan media
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari system instruksional secara keselruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.
1.Sesuai dengan tujuan yang ingin di capai
2.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi
3.Praktis, luwes, dan bertahan
4.Guru terampil menggunkannya
5.Pengelompokan sasaran
6.Mutu teknis.
B.Penggunaan Media
Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yatu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehinngga media itu sering di sebut media interaktif. Pesan dan informasi yang di bawa oleh media bias berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu di siapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu di rancang dan di kembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar dan perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.
Berikut ini akan di urikan prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan di bahas tersebut akan mengikuti taksonomi leshin, dan kawan-kawan (1992) yaitu media berbasis manusia ( guru, instruktur, tutor, mainperan, kegiatan kelompok, dan lain-lain ), media berbasis cetakan ( buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas ), media berbasis visual ( buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, flm bingkai atau slide), media berbasis audio-visual (video, flm, slide bersama tape, televisi), dan media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer dan video interaktif).
a.Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi.media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanta ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.Merumuskan masalah yang relevan;
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;
3.Ajarkan mengapa pengetahan itu penting dan bagaimana bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;
4.Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah:
a.Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya;
b. Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu;
c.Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas;
d.Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan p-engalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa. Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana;
e. Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah;
f. Gunakan representasi grafik masalah itu yang dihubungkan dengan uraian verbal.
5.Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
6.Nilai pengetahuan siswa dan dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Meskipun pada hakikatnya belajar yang berpusat pada masalah sejalan dengan teknik pertanyaan ala Socrates (karena pelajaran yang berpusat pada masalah di mulai dengan mengajukan pertanyaan), teknik pertanyaan lain dan digunakan untuk menggugah pikiran siswa dan mendorongnya untuk berpikir.pertanyaan dapat diajukan bukan hanya dari guru tetpi juga dari siswa. Penekanan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan pertanyaan pancingan. Langkah-langkah teknik pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a.Mengidentifikasi pertanyaan heuristic yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:
Bagaimana cara mengubah sikap negative personalia dijurusan kita?
Bagaimana tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar?
Mengapa jarang sekali siswa bercita-cita untuk berprofesi di bidang pendidikan/ keguruan?
b.Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c.Menentukan apakah siswa harus belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok,perorangan, seorang demi seorang,atau secara bebas.
b.Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetak menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
konsistensi
a.Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetak huruf dan ukuran huruf;
b. Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama sering dianggap buruk,tidak rapid an oleh karena itu tidak memerlukan perhatian sungguh- sungguh-sungguh.
format
a.Jika paragraph panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai; sebaliknya, jika paragraph tulisan pendek-pendek,wajah dua kolom akan lebih sesuai
b. Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.
c. Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
Organisasi
a.Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa/ pembaca mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka baca.
b. Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
c. Kotak-ktak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.
Daya tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.
Ukuran huruf
a.Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci. Misalnya, ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.
b.Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
Ruang (spasi) kosong
a.gunakan spasi kosong lowong taki berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/ pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
1.ruangan sekitar judul;
2. batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa/ pembaca untuk masuk ketengah-tengah halaman;
3.Spasi antar-kolom;semakin lebar kolomnya, semakin luas spasi diantaranya;
4.Permulaan paragraf diindentasi;
5. Penyesuaian spasi antarbaris atau antarparagraf.
b.Sesuaikan spasi antarbaris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan;
c.Tambahkan spasi antarparagraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak.
c.Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukkan hubungan –hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut.
a.Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton,bagan,dan diagram,.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran ( yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c.Gunakan grafik untuk mengabarkan iktisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengoganisasikan informasi
d. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep. Misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.
f. Hindari visual yang tak berimbang
g. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah di baca.
i. Visual, khususnya diagram amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
j.Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akann efektif apabila(1) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas,dan (3) semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistic sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
k.Unsure-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsure-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
l.Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (1) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan, dan lain-lain, (2) memberi nama orang, tempat, atau objek, (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan, atau katakan.
m. Warna harus digunakan secara realistic.
n. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen- komponen.
d.Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yangb diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, penelitian.
Berikut adalah beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi.
a.Tulis singkat,padat, dan sederhana.
b. Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
c. Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap pikirkan frase yang dapat melengkapi visual atau tuntun siswa kepada hal-hal yang penting.
d. Hindari istilah teknis kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan.
e.Tulislah dalam kalimat aktif.
f. Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Di perkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.
g. Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
h. Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.
Storyboard dikembangkan dengan memperhatikan beberapa petunjuk dibawah ini
a.Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi padat
pelajaran dan mulai membuat sketsanya
b.Pikirkan bagaimana yang akan diperankan audio dalam paket program audio bisa dalam bentuk: diam, sound effect khusus,suara latar belakang, music dan narasi. Kombinasi suara akan memperkaya paket program itu.
c.Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard
d.Reviu storyboard sambil mengecek hal-hal berikut:
Semua audio dan grafik cocok dengan teks;
Pengantar dan pendahluan menampilkan penarik perhatian;
Informasi penting telah dicakup;
Urutan interaktiftelah digabungkan;
Strategi dan taktik belajar telah digabungkan;
Narasi singkat padat;
Program mendukung latihan-latihan;
Alur dan organisasi program mudah diikuti dan dimengerti.
e.Kumpul dan paparkan storyboard sehingga dapat terlihat sekaligus.
f. Kumpulkan anggota tim produksi untuk mereviu dan mengetik storyboard.
g. Catat semua komentar, komentar kritik dan saran- saran.
h. Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.
e.Media Berbasis Komputer
Dewasa ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Computer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer managed instruction (CMI). Adapula peran computer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan,atau kedua-duanya.
Penggunaan computer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sbb:
Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran;
Mengevaluasi siswa;
Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran;
Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).
f.Pemanfaatan Perustakaan Sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis. Perpustakaan menyediakan bahan- bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/ jurnal ilmiah, peta, surat kabar,karya-karya tulis berupa monograf yang belum diterbitkan serta bahan- bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-flm, foto-foto, flm, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman pidato (documenter), dan lain-lain. Oleh karena itu perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan.

Label:

MEDIA PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN


  1. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Media secara harfiah memiliki arti “perantara” atau pengantar. Menurut Education Association, media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.

Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang aktif, efisien, efektif dan menyenangkan.

Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan mudah memehami dan mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru.


  1. FUNGSI DAN NILAI MEDIA

Ada empat fungsi pokok dalam proses belajar mengajar yaitu;

        1. Alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

        2. Merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media merupakan salah satu unsure yang harus dikembangkan guru.

        3. Meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar.

        4. Membantu untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari proses pembelajaran yang siberikan guru.

Disamping empat fungsi di atas penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai – nilai seperti di bawah ini:

  1. Dengan media dapat meletakkan dasar – dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

  2. Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.

  3. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar lebih mantap.

  4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

  5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

  6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu kemampuan berbahasa.

  7. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.


    1. MACAM – MACAM MEDIA

Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar,antara lain:

  1. Media yang dapat dilihat

Media yang dapat dilihat ini berupa alat peraga dua dan tiga dimensi, antara lain adalah:

    1. Bagan

Bagan ialah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar.

    1. Grafik

Grafik adalah gambaran data berangka, bertitik, bergaris, bergambar yang memperlihatkan hubungan timbale bali kinformasi secara statistik.

    1. Poster

Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan, peringatan maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar – gambar.

    1. Gambar mati

Sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari majalah, buku, koran atau dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran.

    1. Peta

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil dilakukan dalam garis, titik dan lambang.

    1. Benda – benda konkret

Semua benda yang dapat dijadikan penunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan dapat dilihat dari berbagai arah misalnya buah – buahan, kubus, kerucut, bola, batu, kelereng dan sebagainya.

  1. Media yang dapat didengar, misalnya tape recorder.

  2. Media yang dapat dilihat dan didengar, media ini dapat berupa televisi, laptop.


Daftar Pustaka

Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ahmad Sabri. Quantum Teaching. Ciputat. 2007



Label:

<$BlogDateHeaderDate$>
TESTIBG BLOG
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan startegi pembelajaran.


dadjaJDjDJjdDJdjDJdJDjDJdjDJ

Label:

METODE PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan startegi pembelajaran.

1. METODE CERAMAH
     a. Pengertian
           Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan oleh setiap guru. Hail ini dikarenakan oleh beberapa faktor baik dari guru maupun siswa itu sendiri. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Kelebihan metode ceramah yaitu:
1.) Ceramah merupakan metodeh yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan – peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah karena memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang sangat rumit.
2.) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok – pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3.) Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok – pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan – persiapan yang rumit.

Kekurangan metode ceramah yaitu:
1.) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2.) Ceramah yang tidak disertai oleh peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Hal ini dikarenakan dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemanpuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi melalui pendengarannya.
3.) Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang kurang baik, ceramah sering dianggap sebagi metode yang membosankan oleh siswa. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa tidak mengikuti sama sekali proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana – mana, atau siswa mengantuk.
4.) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengetahui/mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan bertanya, dan tidak ada yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2. METODE DEMONSTRASI

a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu prose, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya siswa cenderung hanya sekedar memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1.) Melalui demonstrasi terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membangdingkan antara teori dan kenyataan.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranaya:
1.) metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa adanya persiapan demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan metode ini tidak efektif.
2.) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3.) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

3. METODE DISKUSI
a. Pengertian
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu pemasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahauan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebiahan dari metode diskusi, di antaranya :
1.) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide – ide.
2.) Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.) Dapat melatih siswa untuk dapat melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Selai itu, siswa juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1.) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2.) Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3.) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

c. Jenis – Jenis Diskusi
1. Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam diskusi ini yaitu : pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang akan jadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selam 10 – 15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah dipersilahkan oleh moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok – kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3 – 5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi – bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan masalah hasil diskusinya

3. Simposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4 – 5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan beberapa diskusi lainnya.

4. METODE SIMULASI
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura – pura atau berbuat seakan – akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi
Seperti dengan metode – metode sebelumnnya, metode simulasi juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1.) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.) Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3.) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5.) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, metode simulasi juga memiliki kekurangan, di antaranya :
1.) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

c. Jenis – Jenis Simulasi
Simulasi terdiri atas beberapa jenis, di antaranya :
1. Sosiodrama
sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalag – masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah – masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermai peran yang bertitik tolak dari permasalahan – permasalahan psikologis. Psikodrama bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan – tekanan yang dialaminya.
3. Role Playing
Role Playing atau bermanin peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa – peristiwa aktual, atau kejadian – kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.

Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Bandung.Kencana


<$BlogDateHeaderDate$>
PENILAIAN BERBASIS KELAS ( PBK)

PENILAIAN BERBASIS KELAS ( PBK)

A. APA ITU PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK)
Penilaian dalam KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas (PBK). Dikatakan PBK karena kegiatan penilaian dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran.
Puskur (2004) menyatakan bahwa PBK merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersanhkutan sehingga penilaian tersebut akan “ mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas ialah penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang paling tahu tingkat pencapaian belajar siswa yang diajarnya. Selain itu, siswa yang telah diberitahu oleh guru tentang bentuk/cara penilaiannya akan berusaha meningkatkan prestasinya sesuai dengan kemampuannya. Prinsip penilaian berbasis kelas, yaitu tidak terpisahkan dari KBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian ( tes dan nontes ), mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik.
Penilaian tersebut dilakukan, baik dalam bentuk tes tertulis ( paper and pencil test ), kinerja atau penampilan ( performance ), penugasan ( project ), hasil karya ( product ), maupun pengumpulan kerja siswa ( portofolio ). Setelah melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip – prinsip di atas, orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitikberatkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah.
Dalam praktiknya, PBK ini harus memperhatikan tiga ranah ( domain ), yaitu ranah pengetahuan( kognitif ), ranah sikap ( afektif ), dan ranah keterampilan (psikomotor). Ketiga ranah ini dinilai secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran atau materi pembelajaran yang dikenakan pada siswa.

B. HAL – HAL APA SAJA YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH GURU DALAM MELAKSANAKAN PBK ?
Hal – hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan PBK adalah sebagai berikut :
1. Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.
2. Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi ( bercermin diri dan pengalaman belajar)
3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
4. Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.
5. Mengembangkan system pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan belajar siswa.
6. Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.
Apabila dikaitkan dengan komponen ketujuh dalam pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik ( authentic assessment), konsep dan prinsip penilaian yang dikembangkan KBK dan KTSP tidak ada perbedaan, bahkan sangat sinergis. Keduanya beranggapan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Dengan demikian, penilaian diarahkan pada proses mengamati, menganalisis dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalamproses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata – mata pada hasil pembelajaran.
Dengan demikian, prinsip dasar penilaian autentik yang menjadi patokan pendekatan kontekstual, dapat diterapkan sepenuhya dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Prinsip – prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Penilaian bukan menghakimi siswa, tetapi untuk mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa.
2. Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilaian proses dan hasil.
3. Guru menjadi penilai konstruktif (constructive evaluator) yang dapat merefleksikan bagaimana siswa belajar, bagamana siswa menghubungkan apa yang mereka ketahui dengan berbagai konteks, dan bagaimana perkembangan belajar siswa dalam berbagai konteks belajar.
4. Penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan penilaian diri ( self assessment ) dan penilaian sesama ( peer assessment ).
5. Penilaian mengukur keterampilan dan performansi dengan criteria yang jelas ( performance - based).
6. Penilaian dilakukan dengan berbagai alat secara berkesinambungan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.
7. Penilaian dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua, dan sekolah untuk mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik pembelajaran, dan/atau untuk menentukan prestasi siswa.
Dalam praktiknya, PBK sangat beragam. Jenis dan model mana yang dipakai amat bergantung pada jenis kompetensi dan indicator hasil belajar yang ingin dicapai, tipe materi pelajaran, dan tujuan penilaian itu sendiri. Keragaman PBK tersebut terlihat pada diagram berikut.

C. BAGAIMANAKAH BENTUK PERUBAHAN PARADIGMA PENILAIAN ?
Apabila kita memperhatikan rambu – rambu penilaian yang disarankan KBK dan prinsip penilaian yang dianut pendekatan kontekstual, ternyata ada perubahan cara pandang atau paradigma yang cukup mendasar tentang visi dan misi penilaian dalam pembelajaran. Perubahan tersebut :
Paradigma Lama

  1. Tujuan Penilaian: menghakimi, menvonis siswa
  2. Pelaksanaan: akhir satuan pembelajaran
  3. Jenis penilaian : tertentu dan tunggal
  4. Cara penilaian: dilakukan guru
  5. Kegunaan: untuk menentukan prestasi siswa

Paradigma Baru

  1. Tujuan Penilaian: menghakimi, menvonis siswa
  2. Pelaksanaan: akhir satuan pembelajaran
  3. Jenis penilaian : tertentu dan tunggal
  4. Cara penilaian: dilakukan guru
  5. Kegunaan: untuk menentukan prestasi siswa
  6. Tujuan Penilaian: mengetahui perkembangan belajar siswa
  7. Pelaksanaan: terintegrasidalam proses pembelajaran
  8. Jenis penilaian : bervariasi dan komprehensif
  9. Cara penilaian: dilakukan guru dan siswa
  10. Kegunaan: untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa

Label: